Cari Blog Ini

Sabtu, 05 November 2011

Sudahkah Kita Berkurban

 Hadits Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” HR. Ahmad dan ibn Majah


Telah diceritakan di dalam Al-Qur’an, sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama, Bapak dari para nabi itu telah melewati berbagai cobaan dari Allah SWT sejak beliau masih muda hingga masa tuanya dengan penuh kesabaran dan ketaatan, tanpa membantah. Beliau pernah dibakar hidup-hidup atas perintah Raja Namrud yang lalim karena berjuang menegakkan risalah Allah, menghabiskan bilangan tahun yang panjang dalam menanti seorang anak, kemudian saat sang anak lahir, beliau diperintahkan untuk meninggalkan anak itu beserta ibunya di tengah padang pasir tandus yang tak berpenghuni tanpa dibekali apa-apa. Namun, puncak dari segala cobaan yang diterima oleh Nabi ibrahim a.s, yakni ketika beliau menerima ilham untuk menyembelih anak yang teramat disayanginya, yang dinanti-nantikan kehadirannya. Perintah yang paling tidak masuk akal bagi kita.

Namun, Nabi ibrahim dan anaknya, Ismail, dengan berserah kepada Allah SWT, dengan penuh keikhlasan mau melaksanakan perintah dari Allah yang sangat berat itu. Walaupun di tengah perjalanan menuju tempat penyembelihan keduanya digoda oleh syaitan yang berusaha menggoyahkan keyakinan mereka, namun mereka tetap teguh dalam melaksanakan perintah Tuhan, bahkan melempari syaitan yang menggoda niat mereka itu.

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"
 (QS-Shaaffat: 102) 

 Saat-saat yang menegangkan pun tiba. Ketika nabi Ibrahim menempelkan mata pisau yang tajam ke leher anaknya, Ismail, saat itulah Allah berbuat lain. Tanpa disadari oleh kedua hamba Allah yang patuh itu, Allah telah menukar Ismail dengan seekor kibasy (sejenis domba) yang gemuk untuk disembelih. Sehingga Ismail pun selamat dari penyembelihan yang dilakukan ayahnya.

Peristiwa itulah yang kemudian menjadi simbol bagi umat Islam sebagai wujud ketaqwaan seorang manusia mentaati perintah Allah swt. Ketaqwaan Nabi Ibrahim as kepada Allah swt diwujudkan dengan sikap dan pengorbanan secara totalitas, menyerahkan sepenuhnya kepada sang Pencipta dari apa yang ia percaya sebagai sebuah keyakinan.

Bila merunut pada kata qurban itu, berasal dari bahasa Arab qaraba-yuqaribu-qurbanan-qaribun, yang artinya dekat. Makna qurban dalam istilah Islam berarti kita berusaha menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi upaya mendekatkan kita pada Tuhan. Penghalang mendekatkan itu adalah berhala dalam berbagai bentuknya, seperti ego, nafsu, cinta kekuasaan, cinta harta benda dan lain-lainnya secara berlebihan.
Secara verbal dan normatif ritual Qurban adalah bukti kepedulian Islam dan pemeluknya kepada kaum dhuafa, fakir miskin, wong cilik, dan mereka yang tertindas. Menyembelih hewan hanyalah makna simbolik dari qurban. Makna sesungguhnya adalah bagaimana kita menyembelih ego, sifat rakus, cinta berlebihan terhadap harta dan jabatan atau kekuasaan.
Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al Hajj (22): 37.
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” 

Semoga semangat pengorbanan dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan putranya mengispirasi kita semua untuk rela berkorban demi Agama-Nya dan ikhlas dalam melakukan segala ketaatan pada-Nya.
Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar