Cari Blog Ini

Sabtu, 12 November 2011

cengkerama ceria cinta #1


Sekalipun penuh derita wajah tetap berseri-seri; tertawa bagi orang Cinta adalah adat dan kebiasaan
Hidup ia tertawa mati pun ia tertawa seakan, karena gantinya adalah rahmat yang menyenangkan
Diam, penglihatan salah muncul karena terlalu sering bersoal-jawab

Hati para kekasih Tuhan remuk tatkala mencoba menatap wajah sang maha asmara. Ingatkah akan kisah Nabi Musa as tatkala memohon penglihatan atas-Nya?? Tuhan adalah keberadaan Mutlak yang tak meliputi apa-pun bahkan tak terbatasi apa-pun, dan karena itu tak punya lawan dalam segala sifat Hakiki-Nya. Oleh karena itu, Ia tiada akan tercapai penglihatan apa-pun, Ia tiada akan tersentuh pendengaran apa-pun dan Ia tiada akan tersentuh pembatasan apa pun, Ia tiada akan tersentuh apa pun kecuali diri-Nya sendiri. Yaa Quduusu, Yaa Allahu, Yaa Huwa.
Tabir terbesar penutup wajah Tuhan adalah "Keberadaan yang jamak". Dan di antara "Keberadaan yang jamak, yang amat akrab dan intim adalah "keberadaan diri sendiri". Karena tidak mungkin Tuhan dilihat kecuali oleh diri-Nya sendiri, karena yang ada hanyalah Ia sendiri. Wahai yang menunjukkan atas zat-Nya dengan zat_nya. Yaa man dalla'ala dzaatihi bidzaatihi. Ketunggalan wujud_Nya yang hakiki adalah Ana (Aku) yang tak perlu terungkap dalam bahasa apa pun. Ana (Aku) dalam Kemahaheningan bak gelap dasar palung samudra raya. Diam..!!! demikian kata Maulana Rumi, semoga Allah senantiasa memuliakan Ruh-Nya. Penglihatan salah, tak lain kesesatan, muncul karena terlalu sering bersoal-jawab, yang tak lain adalah salah satu keterbelitan dalam samudra kejamakan.
Keberadaan jamak, yang sering disebut dengan "mumkin al-wujud", tidak real. Dimitri yang gemuk, dimitri yang kaya, dimitri yang miskin, dimitri yang ini yang itu, saya dimitri dan lain-lain hanyalah buih-buih pembatasan percik air bahari, bukanlah Hakikat Bahari. Cinta ('isyq) merupakan sifat essensial zat yang selalu menarik zat untuk menatapi diri-Nya sendiri yang maha tersembunyi, Kuntu Karzan Makhfiyyan.
Bagi orang-orang cinta, menatap wajah Tuhan adalah kenikmatan yang tak terhingga, sekaligus hakikat dari senmua kenikmatan. Apa-apa yang tampak dari wujud itulah yang disebut sifat-sifat keindahan atau Jamilyah Tuhan. Sekilas aroma tahi lalat sang bidadari malam memberikan pusaran kesejukan maha nikmat bagi para pecinta.
Kugenggam sekeritingan rambut-Nya saat bermain, karena tanpa itu kegilaan ini tak menghasilkan apa pun. Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri kepada Tuhan-Nya mereka menatap..
Wa Allohu a'lam bi as-showwab.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar